Sebuah kota Allah Hu
1. Allahmu benteng yang teguh perisai dan senjata
Betapapun sengsaramu pertolongan-Nya nyata
Si jahat yang geram berniat ‘kan menang
Ngeri kuasanya dan tipu dayanya di bumi tak bertara.
2. Dengan tenaga yang fana niscaya kita kalah
Pahlawan kita dialah yang diurapi Allah
Siapa nama-Nya? Sang Kristus mulia
Tuhanmu yang Esa, panglima semesta niscaya Ia jaya.
3. Penuh pun setan dunia yang mau melulur kita
Jangan gentar melihatnya tentu kita kan jaya
Penghulu kuasa g’lap meskipun menyergap
Mustahil ‘kan menang kuasanya ditebang dengan sepatah kata.
4. Firman-Nya pertahankan t’rus dan puji hanya Dia
Dengan kuasa Roh Kudus Ia di pihak kitav
Kendati hidupmu diambil seteru
Baik harta dan benda akhirnya kitalah yang punya kerajaan.
Perubahan ajaib terjadi padaku,
Sejak Dia dihatiku.
Ada t’rang Dalam hati dan harap penuh,
Sejak Dia dihatiku.
Ref
Sejak Dia dihatiku,
Sejak Dia dihatiku.
Hidupku berludah menjadi berarti,
Sejak Yesus dihatiku.
Hidup yang sia-sia t’lah kutinggalkan
Sejak Dia dihatiku.
Kes’lamatan dan kasih kini kut’rima,
Sejak Dia dihatiku.
S’karang ‘ku melangkah dengan sukacita,
Sejak Dia dihatiku.
Tiada kerguan dalam pengharapan,
Sejak Dia dihatiku.
Sembilan Puluh Sembilan Domba-Nya
1.Sembilan puluh sembilan, domba-Nya di kandang,
yang satu tak turut p’rintah tersesat di lembah.
Jauh di padang belantara, dari Sang Gembala kasih,
dari Sang Gembala kasih.
2.”Tuhan, ini semuanya, apa puaskah kau?”
Jawab Tuhan, “Domba hilang, itu pun milik-Ku.
Jalan susah, curam terjal, meski sulit pun Kucari,
meski sulit pun Kucari.”
3.”Tuhan, tetesan darah-Mu, di sepanjang jalan.”
Kata Tuhan, “Ku terluka, demi domba hilang.”
“Mengapa tangan-Mu luka?” “Penuh duri s’panjang jalan,
penuh duri s’panjang jalan.”
4.Gunung nan jauh di sana, yang penuh bahaya,
Terdengar suara Tuhanku, ” Yang hilang s’lamatlah.”
Malaikat pun bersenanglah! ” “Domba hilang didapat Nya,
Domba hilang didapat Nya.”