Indonesian Hymn E-N

Mari Bekerja S’karang


1.Mari bekerja s’karang, Malam seg’ra tiba;
Hari pun masih pagi, Janganlah lengah.
Tak lama lagi waktu, Hari seg’ra siang;
Mari bekerja s’karang, Nanti habis t’rang.


2.Mari bekerja s’karang, Di hari t’rang bend’rang;
Saat beristirahat, Pasti ‘kan datang.
Tiap detik gunakan, Agar Tuhan senang;
Mari bekerja s’karang, Nanti habis t’rang.


3.Mari bekerja s’karang, Malam telah dekat;
Hari seg’ra berakhir, Kerjalah giat.
Rajinlah isi waktu, Hari telah petang;
Mari bekerja s’karang, Nanti habis t’rang.

 


Mari Hai Laskar, Mari Lekas


1. Mari hai laskar, mari lekas
Carilah Tuhan agar lepas
Dari set’rumu jahat dan k’ras
Mari teman seg’ra.


Reff
Sungguh-sungguh bagus dan senang
Serta Tuhan dalam Maha t’rang
Dengan tent’ra-Nya yang t’lah menang
Nanti Kau bersenang.


2. Jika Kau jauh dan tercerai
Gagah musuhmu jadi lebih
Jangan Kau tinggalkan Almasih
mari teman seg’ra.


3. Mari panglima mau b’ri pedang
Yang firman Allah kuat di p’rang
Ketopong s’lamat p’risai iman
Mari teman seg’ra.

 


Mari Puji Raja Surga


1. Mari puji Raja Surga,
persembahan bawalah;
Ditebus-Nya jiwa raga,
maka puji nama-Nya;
Aleluia, Puji Dia,
Raja mulia, yang kekal!


2. S’perti Bapa yang Penyayang,
siapa kita Ia tahu;
tangan kasih-Nya menatang,
di tengah bahaya maut;
Aleluia, Puji Dia,
Raja p’nuh kemurahan!


3. Kita bagai bunga saja,
layu habis musimnya;
yang fana akan binasa,
Tapi Tuhan kekallah;
Aleluia, Puji Dia,
Tuhan Allah yang kekal!


4. Sujudlah hai tent’ra surga,
abdi Allah terdekat;
turut bintang, bulan, surya,
tiap waktu dan tempat;
Aleluia, Puji Dia,
Tuhan beserta kita!

 


Mari Tuturkan Kembali


Mari tuturkan kembali
kisah yang indah benar,
warta berharga sekali,
Yesus Pahlawan besar.
Bahwa di malam lahirNya
malak menyanyi merdu:
“Hormat dib’ri bagi Allah;
dunia beroleh restu.”


Refrein:
Mari tuturkan kembali
kisah yang indah benar,
warta berharga sekali,
Yesus Pahlawan besar.


Waktu Almasih puasa
di padang tandus gersang,
untuk dosaku digoda,
tapi akhirnya menang.
Mari tuturkan derita
dan sengsaraNya pedih;
untuk manusia yang hina
Ia disiksa perih.


Tuhan dipaku di salib,
tubuh memar didera,
matiNya nista dan aib,
lalu dikubur seg’ra.
Warta gembira sekali:
“Kubur tak dapat menang;
Tuhan t’lah hidup kembali!”
Kita beroleh senang.